pengertian dan contoh soal beserta penyelesaiannya (CIDR - VLSM)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar
lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya.
Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah
/8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah
/24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam
jaringan yang nyata.
Contoh Soal:
192.168.20.20 /29
Jumlah Host :
= 23
=
8
Jualah Net Id :
= 25
=
32
Net Id= Oktet 4/ Jumlah
Host
=20/8
=2,25
Net Id= Hasil Bagi x
Jumlah Host
=
2 x 8
=16
(192.168.20.16)
Brod= Net Id+ Jumlah
Host – 1
=
16 + 8 – 1
=
23 (192.168.20.23)
Host Id= (192.168.20.17
- 192.168.20.22)
Subnet Mask= 256 – 8 =
248 (255,255,255,248)
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM
dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik
subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu,
dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah
host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan
perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR
selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan
perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi
beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Contoh soal :
Kepala sekolah
- 6 pc
- prefix = /29
Hubin
- 8 pc
- prefix = /28
Kurikulum
- 12 pc
- prefix = /28
Kesiswaan
- 8 pc
- prefix = /28
Sarpra
- 15 pc
- prefix = /27
TU
- 2 pc
- prefix = /30
ISO
- 4 pc
- prefix = /29
Cara mencari sebuah prefix adalah jumlah PC harus lebih sedikit dari jumlah host suatu prefix
- Contoh : 15 PC = /27 host 32-2=30 sedangkan jika memakai prefix 28 hostnya hanya 14 dan 14 lebih sedikit daripada 15
No |
Tempat |
Jumlah |
Prefik |
Network ID |
Host ID |
Broadcast ID |
1 |
Sarpra |
15
pc |
27 |
0 |
1-30 |
31 |
2 |
Kurikulum |
12
pc |
28 |
32 |
33-46 |
47 |
3 |
Kesiswaan |
8
pc |
28 |
48 |
49-62 |
63 |
4 |
Hubin |
8
pc |
28 |
64 |
65-78 |
79 |
5 |
Kepala
Sekolah |
6
pc |
29 |
80 |
81-86 |
87 |
6 |
ISO |
4
pc |
29 |
88 |
89-94 |
95 |
7 |
TU |
2
pc |
30 |
96 |
97-98 |
99 |
Cara mencari network selanjutnya adalah dengan menambah jumlah network sebelumnya dengan jumlah host masing-masing prefix (jumlah host yang belum dikurangi 2)
- contoh : mencari network ID kurikulum!
maka : /27 = 32 (menggunakan jumlah host dari prefix sarpra)
32 + 0 = 32 (maka NID kurikulum adalah 32)
- contoh 2 : mencari network ID kesiswaan!
maka : /28 = 16 (menggunakan jumlah host dari prefix kurikulum)
16 + 32 = 48 (maka NID kesiswaan adalah 48)
- Cara menghitung Host adalah hasil network ditambah 1
- Cara menghitung BC adalah jumlah net selanjutnya dikurangi 1
Komentar
Posting Komentar